Skip to main content

    Puisi Perjuangan, Merdeka atau Mati - Oleh Satria Panji Elfalah

    Puisi Perjuangan, Merdeka atau Mati. Bagaimana kata kata puisi perjuangan dalam bait puisi merdeka atau mati yang dipublikasikan berkas puisi untuk kali ini.

    Untuk lebih jelasnya puisi tentang perjuangan yang menceritakan puisi kepahlawan dan perjuang, disimak saja berikut ini puisi tentang merdeka atau mati.

    PUISI MERDEKA ATAU MATI! Karya: Satria Panji Elfalah

    Kulit keriput, pandangan nanar
    Kursi goyang menjemput pinggang renta
    Mengajak akal dan pikiran bersajak
    Tentang kawan sebangsa

    #

    Kukira madu 'kan menjemput
    Takkan ada belulang berbungkus kulit lagi
    Tiada lagu muram berskala minor
    Nihil nelangsa

    Kapal-kapal besar bersandar
    Sauh terjun
    Kulihat rambut-rambut emas tertiup angin
    Seketika, murka mengetuk di daun pintu

    Allahuakbar! Allahuakbar! Allahuakbar!
    Kudengar lantangnya nama-Mu
    Di antara lautan manusia
    Meneriakkan luka dalam daging yang menganga

    Darahku bukan darahmu
    Napasku bukan napasmu
    Tapi tanah ini satu
    Dalam genggaman sehidup semati

    Merah putih biru di kepala Yamato
    Berkibar congkak
    Sobek! Sobek birunya langit!
    Jadikan darah dan tulang mengangkasa!

    Kulihat darah menggagahi kain putih
    Kudengar rintihan peluru di kedua telinga
    Kurasakan nestapa dari anak cucu adam
    Kucium aroma mesiu dan darah

    Wahai penyair kematian
    Hunuskan bambu runcingmu!
    Bungkam mereka dengan darahmu!
    Butakan netra mereka dengan apimu!

    Kau takkan pulang
    Kau takkan kembali
    Namun kau akan abadi
    Dalam selembar kain putih berdarah merah

    Takkan kau peluk anak dan istrimu lagi
    Takkan mendendangkan lagu di atas punggung kerbau
    Namun kau akan abadi
    Dalam bercarik-carik kertas diktat pengingat masa lampau

    Jembatan Merah kian merah
    Kau cekik Mallaby dengan takbirmu
    Perseteruan kian pelik
    Namun kau, bukan ilalang, melainkan karang

    Bangkit!
    Merdeka atau mati!
    Sorak sorai menggunung
    Derap kakimu menghujam bumi

    Di persimpangan kau berlari
    Anak-anak peluru bersarang
    Merah, baju lusuhmu memerah
    Namun merah putih harus tetap mengangkasa

    Demi anak cucumu
    Demi saudara dan saudarimu
    Demi nama tanah air
    Kau gugur di bawah merah putih

    #

    Air mata membasahi pipimu yang kuyu
    Bukan kesedihan yang memelukmu
    Kebahagiaan dan kebanggan mencumbumu
    Dalam bait doa, dalam bait sajak, ia 'kan selalu ada

    Bandung, 8 Januari 2017.

    Demikianlah puisi pejuangan merdeka atau mati, baca juga puisi pahlawan perjuangan yang lainnya di halaman bberkas puisi, semoga puisi perjuang yang dipubikasikan ini menghibur san bermanfaat.

    Rekomendasi Puisi Untuk Anda:

    Buka Komentar