Skip to main content

    Puisi Kritik Panjang | Ngerinya Ngeriku

    Puisi Kritik panjang atau puisi tentang kritik dengan judul puisi ngerinya negeriku, bagaimana kata kata kritik dalam bait puisi kritik negeri yang dipublikasikan berkas puisi kali ini.

    Untuk lebih jelasnya puisi kritik yang panjang untuk negeri indonesia tercinta disimak saja berikut ini deretan bait bait puisi tentang kritik negeri dalam bait puisi negerinya negeriku.


    PUISI NGERINYA NEGERIKUOleh: Muklis Puna

    Negeriku, negeri para bedebah berulah dalam berkuasa.
    Mereka mendedah segala celah kehidupan rakyat sampai ke aruahnya.

    Rakyatku berusaha dan meronta dalam merajut asa
    Lidah kelu, berdebu menghadapi penguasa rungu.

    Di negeriku orang miskin dilarang sakit.
    Kalaupun harus sakit terpaksa pada hari sakti.
    Hari sabtu dan minggu itu kelabu karena dewa dewa izin berlayar ke luar kota

    Para keluarga pasien di rumah sakit sibuk seperti kontraktor dengan bundle keramat untuk menyelamatkan jiwa keluarganya.
    Pelayanan kesehatan di negeriku sangat sangat tergantung pada selembar kartu keluarga

    Di negeriku, pahlawan sehebat Teuku Umar dihargai sebesar lima ribu rupiah
    Bahkan pahlawan sehebat Pattimura yang gagah beranipun dihargai seribu rupiah
    Sukarno- Hatta pun yang berjasa dalam menyatukan negeri ini, paling tinggi dihargai seratus ribu rupiah.

    Di negeriku masyarakat miskin dikasih jatah makan duaratus ribu per-bulan.
    Di dompet rakyatku bukan pahlawan berbaris rapi, tapi kartu penyambung nyawa ditindih berlapis.

    Rakyatku yang seharusnya raja dikubangnya, tapi harus mengemis,menjerit lewat panjangnya anteran maut di intansi pemerintah setiap kwartal.

    Di negriku harga BBM naik turun bagaikan sarung
    Harga sembako melilit membelit leher pembeli.
    Keputusan para penguasa diputuskan dalam mimpi sehingga rakyat yang terhimpit.
    Di negeriku suara rakyat bukan suara tuhan tapi suara pengkhianat.

    Di negeriku, setiap pemindahan tali toga oleh Rektor, Ketua dan Direktur maka resmilah mahasiswa jadi penganggur abadi.
    Ijazah, gelar, keahalian atau lain semacamnya tidak begitu penting karena pekerjaan hanya mudah didapat dengan pertalian darah dan emosional.

    Setiap pendapat, bukan dihargai berdasarkan tingkat pendidikan, keahlian, dan gelar tetapi berdasarkan pendapatannya.

    Para guru di negeriku tak bisa ditiru dan digugu.
    Mereka tidak siap untuk hal itu.
    Harga diri guru luntur seperti warna kain dijual di kaki lima
    Mereka diproses diemperan -emperan toko dengan proses akreditasi dikebiri.

    Tugasnya setiap hari menstranfer informasi kepada peserta didik hasil copy paste
    Mengajar sebagai tugas utama, mendidik dan melatih hilang dari jiwanya.

    Kalau tuan ke negeriku tuan akan mendapati rumah-rumah besar
    Jangan heran tuan, itu rumah milik empat orang saja

    Pertama rumah pejabat atau mantan pejabat, kedua
    Rumah kontraktor atau mantan kontraktor, ketiga
    Rumah pengusaha baik illegal loging atau bukan, dan yang terakhir
    Adalah rumah pengedar sabu-sabu yang belum terendus polisi.

    Beginilah negeriku hari ini bagaimana dengan negeri tuan?


    Demikianlah puisi kritik yang panjang berjudul puisi ngerinya negeriku baca juga puisi kritik sosial atau puisi untuk negeri tercinta yang telah dipublikasikan berkaspuisi.com sebelumnya.

    Semoga puisi ngerinya negeriku dapat menghibur dan menginspirasi untuk menulis puisi kritik pemerintahan atau puisi puisi tentang kritikan.

    Rekomendasi Puisi Untuk Anda:

    Buka Komentar