Skip to main content

    Puisi Karya Taufik Ismail Tentang UUD 45

    Puisi karya taufik ismail UUD 45. Makna puisi karya puisi taufik ismail tentang UUD 45 menggambarkan jika penyair tengah menyalurkan kritikan mengenai kekeliruan dalam pengaplikasian pilar kenegaraan.

    Dalam bidang sosial politik yang terasa jelas dalam puisi, jika apa yang seharusnya dilakukan untuk Indonesia, tidak dilakukan. Nada, rangkaian katanya dikuasai emosi yang tidak datar dengan bahasa yang tidak monoton.

    Rasa, kata-kata disampaikan penyair berupa kritikan pedas yang diungkapkan dalam sindiran dan perumpaan telak. Pesan, sebenarnya aturan itu harus disempurnakan sesuai dengan zaman. Bukan memihak zaman, tetapi memihak kebenaran dan disampaikan dengan cara yang mengikuti zaman.

    UUD bukan kitab suci yang sempurna. Artinya, dalam penyusunan perundang-undangan haruslah dinamis dan tidak kaku. Pelaksanaannya haruslah menyadari sifat UUD yang dapat diaplikasikan secara dinamis dan kooperatif bagi seluruh pihak. untuk lebih jelasnya tentang puisi UUD 45 Karya Taufik Ismail, simak saja berikut ini

    Puisi UUD 45 Karya Taufik Ismail

    UUD 45

    Di negeri tempat pada yang serba sakti
    Ada saja orang masih percaya
    UUD '45 sudah lama dilantik jadi semacam Dewa
    Mata rabun menyangka dia memancarkan kesaktian

    Dari dia mantera pembangunan digumamkan
    Dalam paduan suara yang penuh keteraturan
    Haram ada penjamahan, apalagi pelengkapan
    Amanat dari penyusunnya dilupakan

    Dia harus disempurnakan
    Tapi dia jadi Kitab Steril yang dibebas-hamakan
    Dia bahkan dinaikkan eselon jadi Tuhan
    Kepadanya secara periodik sesajen dihidangkan

    Anak-anak kecil sampai anak-anak berkumis dipertakut-takuti
    Pikiran mereka dibekukan dan dibebalkan
    Ketika 25 pelanggaran dilakukan terang-terangan
    Laras pestol ke tengkuk oposisi ditodongkan.

    1998
    Deliar Noer, 1995

    Rekomendasi Puisi Untuk Anda:

    Buka Komentar