Skip to main content

    Puisi Kritik Sosial Politik [suara yang hilang]

    Berikut ini adalah puisi kritik sosial politik dengan judul puisi suara yang hilang. bagaimana kata kata kritikan politik dalam bait puisi tentang kritik politik yang dipublikasikan blog berkas puisi.

    Untuk lebih jelasnya kata kata kritikan sosial politik dalam bentuk bait puisi politik dan puisi sosial, disimak saja puisi kritikan dibawah ini berjudul suara yang hilang.

    SUARA YANG HILANGOleh: Mhetallo Adonara

    Tanah kaya komedi nan lucu
    Menumbuhkan benalu korupsi
    Menghisap energi tubuh nan renta
    Hingga tak membiarkan ruang napas

    Kebebasan bersuara dibuka
    Hanyalah alat menghilangkan penyuara nurani
    Diringkus tanpa pertimbangan
    Berjeruji kotor untuk diberi nama teroris bajingan

    Tahun boleh berganti lihai
    Namun suara tetap dibunuh kejam
    Tatkala sahabat memengang mikrofon
    Disapu rata desiran mesiu

    Kata adil untuk semuanya
    Cuma slogan pecundang
    Ketika anak tani diadili tegas tanpa ruang
    Meninggalkan kelonggaran bagi penjilat

    Galaksi tertawa riang akan komedi nan dipaparkan
    Ketika pejabat membanggakan infrastruktur megahnya
    Melupakan tangis bayi nan haus lapar
    Lantaran ladangnya dijadikan investasi tanpa bayaran

    Hai kawan
    Tanah ini mempunyai strategi nan jitu
    Tatkala penyuara ulung direkrut dalam tubuhnya
    Guna dijadikan macan tumpul nan jinak

    Hai kawan angkat dagumu dan dengarlah
    Tanah ini telah mempunyai tujuh tetuah
    Datang mengelabui kerabat dungu dengan manisan anyirnya
    Sambil meninggalkan nanah-nanah kepahitan

    Hai kawan lihatlah dengan cermat
    Kami masih seperti ini dan tetap seperti ini
    Digembok kuasa undang-undang, untuk tak melawan
    Dan memandangi tuan tikus menyantap padi awam

    Namun tolong pegang tulisan ini kawan
    Tubuhku memang berbalut dekil nan kusam
    Jariku telah keriput dan gemetar memegang pena
    Tapi tinjuku masih kuat memukul mereka

    Tanah ini boleh memfitnah sepuasnya
    Menyebut aku sinting nan tolol
    Buta akan informasi
    Dan penyebar kebencian nan hina

    Pribadiku menerima ramah cuitan itu
    Memang aku gila
    Karena nalarku masih sehat
    Membedakan mana sahabatku dan mana predator rakus

    Cukup satu pesan dariku
    Untuk penghuni paripurna jalang
    Kalian bisa menghilangkan rupa pribadiku
    Namun tulisan ini abadi karena bukan imajinasi, tapi realita kuat

    JAYAPURA, 29-12-19

    Rekomendasi Puisi Untuk Anda:

    Buka Komentar