Skip to main content

    Puisi Religi Terlambat Bertobat (sebutir debu telah pulang)

    Puisi sebutir debu telah pulang adalah rangkaian puisi religi terlambat tobat dirangkaian dengan bait bait puisi nasehat yang mengingatkan bahwa alam kematian itu ada.

    Bagaimana cerita puisi tentang tobat dalam bait puisi bertema religi terlambat bertobat yang diterbitkan blog berkas puisi.

    Apakah bercerita seperti puisi puisi pengakuan dosa dan penyesalan atau puisi taubat paling sedih ataukah tentang puisi teringat dosa.

    Untuk lebih jelasnya puisi religi terlambat tobat disimak saja cerita puisi tentang nasehat dibawah ini berjudul sebutir debu telah berpulang.

    Sebutir Debu Telah Pulang Oleh: Titis Arkadewi Panuluh

    Butir demi butir debu menggunduk dibalut jelaga dunia, menjelma daki dekil mendekap hangat jiwa-jiwa kering kerontang
    Menghembus di setiap denyut kehidupan fana
    Duniawi terdewakan, sibuk berseloroh larut di kancah maksiat

    Para pendusta asyik berbual, mengurai cerita angin waktu senja
    Jamuan tetamu awam di persinggahan semalam
    Buli-buli penuh kepalsuan terhidang depan mata
    Mereguk nikmat secawan bisa, menuang tembikar berisi buih-buih dosa
    Melahap tak sabar, perlahan-lahan menuju kematian, akal kewarasan pun retak, pecah menganga
    Bergelimang lautan lumpur busuk beraroma menyengat tiada bosan
    Membabi buta

    Lihatlah sebutir debu tanah liat yang terbakar kemilau dunia, terbang berharap jadi permata indah
    Melanglang buana sekehendak hati tanpa nurani
    Namun akhirnya pulang pada illahi, terhempas angin terjerembab di bawah gundukan tanah merah
    Di bawah rindang daun kamboja
    Tetesan bait doa-doa pun tiada di dengar Nya, hanya percikan air kendi membasah pusara bertabur bunga beraneka warna
    Sesal tiada guna, terlambat kau bertobat

    Rekomendasi Puisi Untuk Anda:

    Buka Komentar