Skip to main content

    Puisi kebencian dan dendam kesumat

    Puisi kebencian dan dendam kesumat adalah judul dari puisi kebencian dan puisi dendam kesumat yang bermakna amarah dan dendam.

    Bagaimana kata kata puisi dendam dan kebencian dalam bait dua puisi amarah jiwa yang dipublikasikan berkas puisi.

    Apakah puisi tentang kebencian dan puisi tentang dendam kesumat bercerita seperti puisi kebencian terhadap seseorang atau berkisah serupa puisi amarah dan kecewa.

    Untuk lebih jelasnya tentang puisi kencian dan puisi dendam kesumat disimak saja bait bait puisinya dibawah ini.

    KEBENCIAN Karya Lanie Lukman

    Kebencian kata yang indah disapa ganasnya hati yang berlumur luka
    Dimana pertemuan dua rasa yang di salah kan ego

    Kebencian sepasukan pemberontak
    Dari cinta didusta dengan kejam menurih bilah cinta kasih
    Tampa menoleh yang tercabik-cabik didepan mata

    Kebencian meraja kala aku jadi bola dan jembatan
    Menuju harapanmu meminang bianglala
    Aku bertanya sudahkah menerebas ruangku bececer duka lara

    Kebencian dan cinta bersatu
    Menguncang rasa mengarungi sesal yang sesak
    Pada nadi pada dada kau tak pernah menyadari
    Dalam nya goresan-goresan yang kau benamkan dihatiku

    Bandung 15 juli 2921

    DENDAM KESUMAT Oleh: Ary Satria

    Wahai perempuanku
    Kesakitan adalah tentang perjanjian berdarah
    pada bayang langkahmu
    yang tak berjejak,

    Lalu kata maaf seperti apa kau harap dalam kebencian yang telah kusematkan???
    Lantas ampunan yang bagaimana untuk kau pinta dalam sembah sujudmu yang kau haturkan???
    Sedangkan sumpah serapah adalah dendam terpancang
    yang kuumbar disegenap doaku.....

    Duhai perempuanku
    Pada saat ajal menjemput jiwa terenggut
    Jasadkan berkubur
    Namun selaksa dosa akan terus bergentayangan dalam tidur panjangmu,

    Hingga sangkakala bergema
    Pertanda hari berbangkit tiba
    Adalah wajah tengadah kuteguhkan pada langit yang kosong,
    Dalam rintihan menyayat engkau kupasung
    dalam hina dina kepailitan
    Dikeangkuhan angkara murkaku kau abadi merugi karna kau kulaknati

    Tuhan Maha Pengampun
    Tapi Aku Tidak

    Rekomendasi Puisi Untuk Anda:

    Buka Komentar