Skip to main content

    Puisi (pahlawan sedih) Jejak Pilu Seorang Veteran

    Puisi jejak pilu seorang veteran adalah contoh puisi sejarah tentang kemerdekaan indonesia yang sedih, karena disisa hidupnya sebagai mantan pejuang kemerdekaan indonesia, tidak menikmati hasil perjuangan.

    Nah bagaimana cerita puisi pahlawan sedih dalam bait puisi jejak pilu seorang veteran yang dipublikasikan berkas puisi, apakah puisi tentang veteran pejuang ini bercerita seperti puisi tentang pahlawan yang berjasa dalam kemerdekaan indonesian atau puisi indonesia pusaka.

    Untuk lebih jelasnya puisi tentang jejak pilu seorang veteran indonesia disimak saja berikut ini puisi hari pahlawan sedih tentang seorang veteran dibawah ini dengan judul puisi jejak pilu seorang veteran.

    JEJAK PILU SEORANG VETERANOleh: Panji Bhuana

    Selaksa tanya menyeruak di dalam dada
    Selaksa pejuang masih jua tidak menikmati hasil karya
    Ia merana di tanah yang dibela
    Hidup sebatang kara tanpa siapa-siapa

    Di usia renta dan senja
    Ia bercerita tentang kisah yang nyata
    Kisah tentang ia berseteru dengan Belanda
    Menyisakan bekas luka-luka merobek raga

    Ia bentangkan sejarah perjuangan bangsa
    Penuh semangat ia merangkai cerita
    Dan ketika menuju akhir cerita perjalanan hidupnya
    Air mata menetes di pipinya dan kepiluan tampak di depan mata

    Di sisa hidup ia meminta
    Berilah sedikit arti sebelum ia kembali fana
    Dan seulas senyum dan rasa bangga
    Bahwa tanah ini pernah di belanya dengan cucuran darah dan air mata

    Wajah renta keriput di makan usia
    Hidup tanpa punya apa dan siapa
    Hari-hari yang dilalui berkalungkan derita
    Dan tak tahu ia harus mengadu kemana

    Bintang jasa yang di panggul dipundaknya sudah tiada harga
    Langkah terseok menjejak satu-satu tanpa jiwa
    Ia menikmati waktu tanpa makna
    Kisahnya akan terkubur dengan maut yang akan menjemputnya

    Ia sudah pasrah dengan Yang Maha Kuasa
    Ia hanya mampu mengurut dada
    Walau hatinya luka setelah merdeka
    Ia masih tersenyum bangga karena tidak sia-sia membela bangsa

    Bekasi, 4 September 2020

    Rekomendasi Puisi Untuk Anda:

    Buka Komentar