Skip to main content

    (Puisi) Tangisan masa depan

    Tangisan masa depan adalah rangkaian kata kata puisi yang berisi pesan moral kehidupan Islami tentang seorang perempuan yang memikirkan masa depannya kelak jika menjadi seorang Ibu.

    Nah bagaimana cerita dalam bait puisi kehidupan untuk masa depan yang penuh harapan dengan judul puisi tangisan masa depan.

    Apakah puisi tentang masa depan yang dipublikasikan berkas puisi bercerita seperti puisi sedih tentang kehidupan atau berkisah seperti puisi motivasi masa depan ataukah menceritakan seperti puisi berjuang untuk masa depan.

    Untuk lebih jelasnya tentang cerita masa depan dalam bentuk bait bertema masa depan, disimak saja puisi dengan judul tangisan masa depan berikut ini.

    TANGISAN MASA DEPANOleh: Ryan Anggapraja

    Dikebun raya, di kota hujan
    kisah bertahun-tahun lalu, izinkah aku utarakan
    sebuah perjalanan yang tak direncanakan
    dari insan yang ditampar akan masa depan.

    Ku lihat seorang wanita berparas ayu
    memandang hampa hamparan taman hijau
    wajahnya pilu tidaklah membawa seru
    meski di anugerahi paras semanis madu

    Hatiku seketika di penuhi misteri
    apa yang dipikirkan sang wanita hingga begini
    kuberanikan diri tuk menghampiri
    dan bertanya tentang apa yang terjadi,

    Wahai engkau yang nestapa rasa
    mengapa wajahmu tampak tiada daya
    apakah jiwa mu terus di dera?
    hingga tak hadir senyuman ceria

    Sang wanita menjawab lirih
    pernakah engkau merasakan perih?
    ketika hati merintih memikirkan masa depan
    sedangkan aku disini masih santai berjalan,

    Disertai tangis yang tersedu-sedu, berkatalah ia dengan syahdu
    aku kelak akan menjadi ibu, namun durhaka terhadap ibu
    aku kelak akan menjadi guru, namun tak tahu mengajari diri
    suatu saat nanti, anak ku akan berlari-lari menghampiri diri
    Ibu, ayat ini bacanya gimana ibu?,
    maaf nak, tanya saja pada ayahmu.

    Note :

    Allah Memudahkan bagi siapa yang hendak berubah. tak ada kata terlambat sembelum jiwa terhempas dari tubuh, belajar terbata-bata dalam membaca Al-Qur'an lebih baik dari pada tidak sama sekali, hampirilah ustad sekitar rumahmu, dan belajarlah padanya.

    Rekomendasi Puisi Untuk Anda:

    Buka Komentar