Skip to main content

    [Puisi Renungan] Bencana Alam | Sanggupkah Kita

    Puisi renungan bencana alam atau puisi tentang bencana alam dengan judul puisi sanggupkah kita.

    Bagaimana kata renungan dan kata tentang bencana dalam bait puisi yang dipublikasikan berkas puisi.

    Untuk lebih jelasnya puisi bencana alam dalam renungan disimak saja berikut ini deretan bait bait puisi sanggupkah kita.


    Puisi Sanggupkah KitaOleh: Yusup Mahadi

    Nun, ditempat yang jauh
    Dibelahan ujung-ujung bumi
    Mentari mungkin sedang garangnya
    Tanahpun meretak

    Rumput-rumput meringis merintih dilanda kekeringan
    Sedang mereka yang ada
    Telah melakukan segala ritual titipan para leluhurnya
    Agar hujan singgah meski hanya sekadar membasahi hari

    Nun, disana
    Dibelahan ujung bumi lainnya
    Alam berontak dengan ganasnya
    Bumipun bergoncang

    Laut bergejolak dan tumpah terjang apa yang ada di depannya
    Ketika yang lain berharap nikmat sambil menyedu kopi hangat
    Disana mereka kala itu sedang sekarat
    Menjerit meronta berteriak serak

    Air mata dan air laut pun sudah tak bisa dibedakan lagi
    Menyatu dalam histerisnya duka
    Antara Kemarau, gempa dan tsunami
    Mereka terbujur tak berdaya lunglai dan akhirnya tergeletak

    Pada dunia,,,
    Dipertontonkan jerit tangis mereka
    Diperlihatkan genangan luka di sudut mata mereka
    Layakkah hidup seperih itu bagi mereka

    Yang tak lagi menginginkan megahnya istana yang tak minta perhiasan di badannya
    Sebab setitik cinta dari kita sesama insan yang bersaudara
    Atau seteguk air saja sudah membuat senyum dibibir mereka
    Tapi,,,sanggupkah kita,,,

    Medan, 15102018


    Demikianlah Puisi renungan bencana alam baca juga puisi tentang bencana alam atau puisi Islami Renungan telah diterbitkan berkaspuisi.com sebelumnya

    Semoga Puisi renungan bencana alam dapat menghibur dan menginspirasi untuk menulis menuli puisi renungan dosa ataukah puisi alam dalam bencana.

    Rekomendasi Puisi Untuk Anda:

    Buka Komentar