Skip to main content

    Puisi sedih wajah di batas dunia maya

    Puisi sedih wajah di batas dunia maya adalah puisi prosa sedih tentang kisah cinta dunia maya.

    Bagaimana cerita puisi tentang cinta dunia maya dalam bait puisi wajah dibatas duni maya, selengkapanya disimaks saja berikut ini.

    Wajah Di Batas Maya

    Apakah ruang itu tak berpintu? Tanpa mengetuk kau datang bertamu, menjinjing sepotong hati berbalut kasa putih yang penuh dengan noda merah, dan air mata yang belum berhenti tertumpah.

    "Maaf," katamu sembari menyajikan potongan hati dan serpihan rindu yang baru terkemas kemarin.

    Sekali lagi kau paksakan aku mencicipi duka, dengan menguras sisa iba yang aku punya. Kuremah meski berdarah, kudekap meski hilang harap.

    Hembusan napas yang sama dari satu wajah di batas maya, dengan senyum samar dan mata yang mulai kehilangan binar.

    "Kamu datang?" lirih kubisikkan saat pelukmu memberi hangat pada rindu yang hampir beku.

    Anggukan kepalamu jatuh pada bahuku yang mulai rapuh

    "Pulanglah! Bukan di sini tempat rindumu kembali."

    Pelukan terakhir ... Kulepas, tanpa napas.

    Wajah di batas maya ...
    Rasa yang pernah kita pintal kian mengental, pun luka yang selalu tersaji saat cemburu tak mampu mengadu.

    Aku bisa apa? Jika kita hanya rahasia dari bulan madu sepasang serigala dahaga di tengah savana.

    Pulanglah! aku ingin melihat punggungmu saat berlalu, melompati rindu yang kita nisankan hari ini, di pelataran sunyi.

    Zikano
    Magelang, 171020

    Rekomendasi Puisi Untuk Anda:

    Buka Komentar