Skip to main content

    Kumpulan Contoh Puisi Lirik Elegi

    Kumpulan contoh puisi lirik elegi. Pengertian Elegi adalah istilah umum dalam kesusastraan yang merujuk kepada syair atau nyanyian yang mengandung ratapan dan ungkapan dukacita

    Nah bagaimana cerita puisi dalam bait contoh puisi lirik jenis elegi yang diterbitkan blog berkas puisi dikesempatan kali ini.

    Untuk lebih jelasnya tentang puisi elegi, disimak saja berikut ini deretan bait puisi dalam kumpulan contoh puisi lirik elegi dibawah ini

    Elegi Cinta SuciKarya: Agus Winarto

    Bening rasa yang berdenting
    Mendadak bisu dibungkam geming
    Bulir-bulir kristal mengendap di mata
    Menjelma samudra sesakkan dada

    Jantung terus berdebar bergelegar
    Meredam gusar yang mengejar
    Dada melaut dirangkul takdir
    Langkah terseok-seok lautan ulir

    Perjalanan masa bersanding warna
    Melekat erat menembus jiwa
    Kini kisah romansa berujung elegi
    Meski berat harus dijalani

    Tiada kata dapat kutata
    Karena lisanku mendadak kelu
    Bila Tuhan berkehendak aku bisa apa
    Hanya untaian doa yang menyertaimu

    Wahai kekasih berujung surga
    Semoga engkau damai di sisi-Nya

    Jombang, 16 Februari 2018

    DIRUNDUNG MALANGKarya: Anita PasaribuGenre: Elegi

    Di sudut itu kumenepi
    Memandang bebunga sesaji
    Harumnya seakan berkata, "aku di sini; menanti!"

    Ada bayang kelabu, tentang kisah yang mengharu biru. Keadaan memaksa pergimu, menghadap-Nya.

    Bukan aku lupa kenangan kita
    Dekap hangat menyesakkan pun tumpah
    Riuh kenangan tawa dan canda
    Duka dan tangis bersatu di jiwa

    Harusnya kususul kau di sana
    Di pintu yang memisahkan alam dunia
    Bertubi maaf tiada hapuskan sesal
    Hanya maut dapat menyatukan kita

    Medan, 161019

    Elegi Taman KalbuOleh: Vivie Arnisa

    Jika hujan ini bukan milikku
    Mengapa jatuh di kepalaku
    Membasahiku dan berlalu

    Jika mentari tak boleh kumiliki
    Mengapa sorotnya menyapa setiap pagi
    Menghangatiku lalu pergi

    Jika angin tak mungkin kugenggam
    Mengapa hembusnya memberiku salam
    Menyejukiku namun menghilang bersama alam

    Tuhan,
    Jika ia begitu haram untukku
    Mengapa Kau halalkan hadirnya?
    Merajai kalbuku, membangun taman bunga di sana.

    Rekomendasi Puisi Untuk Anda:

    Buka Komentar