Skip to main content

    Puisi Kemarau Dan Tasbih Hujan

    Berikut ini adalah puisi alam dalam bentuk puisi naratif dengan judul puisi kemarau dan tasbih hujan. bagaimana cerita puisi tentang kemarau dan kata kata puisi hujan dalam bait bait puisi yang diterbitkan blog berkas puisi.

    Untuk lebih jelasnya cerita puisi tentang alam yang menceritakan musim kemarau dan hujan, disimak dibawah ini puisi naratif berjudul kemarau dan tasbih hujan.

    KEMARAU DAN TASBIH HUJANOleh : Ifadli Marid

    Lelaki tua itu memperhatikan gerimis seperti benang-benang halus terulur dari langit ke bumi tak putus-putus.
    Kemarau dan tanah merekah menyajikan kemarahan terlalu lama. Pada bumi yang pernah melahirkan mimpi-mimpi yang paling janji.

    Seperti pertemuan rindu!
    Rerumputan kering tanpa narasi gempita mengharapkan basah
    Dari langit biru lebam menghadiahkan senandung hujan
    Tentang nyanyian kebun dan sawah keputusasaan

    Tasbih hujan dan tanah basah bergumam dalam kesunyian
    Do'a penghabisan lelaki tua mendekap kematian
    Menjemput rahmah lalu mencium anugrah

    Meresapi luka gersang yang belum memberikan isyarat usai
    Ia rasakan cinta yang berkah seketika, pada subur menghijau yang akan pulang ke rumah ingatannya

    Lelaki tua itu memeluk perempuan berdada jerih. Perempuan yang telah mengaminkan ribuan do'a yang telah dilangitkan dengan airmata sepi.

    Perempuan itu bercermin kepada sawah yang retak, tempat ia menanam kenangan nyanyian burung pipit . Serta senandung panen dan tarian sumrigah bocah di lahan jerami.

    "Pak, kaulah hujan abadi itu! Hingga mimpi panen dan sawah itu, aku bertahan melewati kemarau yang paling tandus sekalipun"

    "Aku tak seperti hujan,bu! Anak-anak kita terlalu lama menukar tawa candanya dengan tangis. Mimpi-mimpinyapun tergerus diantara busung-busung yang lapar?"

    Sepasang kekasih sunyi itu melewati petakan sawah bera
    roma nestapa, menenteng airmata ke mana-mana.
    Sebelum hujan menitipkan catatan terakhir tentang luka.

    Curup. 7 November 2019

    Rekomendasi Puisi Untuk Anda:

    Buka Komentar